Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh Wa Ridwaanuh Wa Syafaatuh.
Untuk artikel pertama ane ini ane
akan membahas tentang pengertian kaligrafi dan apa saja jenis-jenis kaligrafi
beserta kaidah (aturan) dalam penulisan Kaligrafi menurut para ahli, Jadi
menulis kaligrafi itu tidak asal coret, asal beri harkat, bahkan tebal tipisnya
huruf itu pun ada kaidah ( aturannya) gan..hehe Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan kita tentang Kaligrafi dan semoga kita dapat lebih
mencintai seni Islam ini. aamiiin
Langsung saja ane jelasin apa itu kaligrafi
yee.. Pengertian Kaligrafi, "Kaligrafi adalah ilmu seni menulis indah, ia berasal dari bahasa asing, yaitu: Bahasa inggris: Caligraphy is (art) beautiful hand writing. Bahasa latin: Calios: indah; Graph: tulisan, jadi artinya adalah tulisan indah. Kaligrafi dalam bahasa Arab disebut al-khoth, yang berarti: guratan garis atau tulisan.
Definis Kaligrafi dari beberapa pakar:
A. Menurut
Syaikh Syamsuddin Al-Ahfani
Pengertian
khath (kaligrafi) adalah: "Ilmu yang mempelajari bermacam bentuk huruf
tunggal, pisah dan tata letaknya serta metode cara merangkainya menjadi susunan
kata atau cara penulisannya di atas kertas dan sebagainya"
(Al-akfani -Irsyadul Qasid).
B. Menurut Yaqut Al-Musta'shimy
"Kaligrafi
adalah seni arsitektur yang dieksoresikan lewat alat keterampilan".
C. Menutut
Ubaid bin Ibad
"
Khat merupakan duta/utusan dari tangan, sedang pena adalah dutanya"
Jenis-jenis Khat:
Dalam
perkembangannya muncul banyak jenis khat kaligrafi, tidak semua khath tersebut
bertahan hingga saat ini. Terdapat 8 (delapan) jenis khat kaligrafi yang
populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi di Indonesia, yaitu;
1. Khat Naskhi
Gaya
Naskhi - Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai orang-orang islam,
baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi
termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan
secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat
populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter
hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan
dibaca. [Didin Sirojuddin (2006)].
Gaya Tsuluts - Kaligrafi ini merupakan seorang
menteri bahasa arabnya (wazir) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan
kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan
mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang
tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam
bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung
dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts
banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi
interior, dan lain sebagainya.
3. Khat Farisi
Kaligrafi
gaya Farisi - Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan
oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi
sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis
tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya
mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak
digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu
dengan warna-warni Arabes.
4. Khat Riq'ah
Gaya
Riq’ah - Kaligrafi ini merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan
Tsuluts. Sebagaimana hal-nya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam
tulisan sehari-hari. Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah,
lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis
lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga
memungkinkan untuk ditulis cepat.
5. Khat Ijazah
Gaya
Ijazah (Raihani) - Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan
antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para pakar kaligrafer
Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang
guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih
sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk
(murakkab).
6. Khat Diwani
Gaya
kaligrafi Diwani - Kaligrafi ini dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif.
Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di
Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.Gaya ini digunakan untuk menulis
kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat.
Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada
huruf tertentu neninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis
horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur
dan sampul buku.
7. Khat Diwani Jali
Gaya
Diwani Jali - Kaligrafi ini merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan
kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka
Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani,
namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda
dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah.
Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak
seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca
secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak
fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.
8. Khat Kufi
Gaya
Kufi - Kaligrafi gaya kufi, penulisannya banyak digunakan untuk penyalinan
Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling
tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota
Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban
Islam sejak abad ke-7 M.
Demikian
pengertian kaligrafi dan jenis-jenisnya, semoga membantu para kaligrafer
dalam mendalami kaligrafi dan khoth. Terimakasih.
uuh iya..nanti ane jelasin satu persatu tentang penjelasannya yeee..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar